(puisi pengantar tidur Ade Zenza "cucuku tersayang)
De, malam kian larut
Tapi kau belum juga tertidur
Apa yang kau risaukan
Hingga tangismu tak hendak berhenti
Membuat kami panik dan cemas
De, air susu bundamu tandas sudah
Namun kau tetap menangis
Masih haus dan laparkah?
Hingga kami harus menambahkan susu tambahan
Untuk menghentikan tangismu
De, tak henti bundamu menyusui
Agar kau bisa tertidur lelap
Dalam buaian mimpi malammu
Namun saat kau dibaringkan di ranjang kecilmu
Kau kembali menangis
De, rupanya kau tak mau berpisah dari pelukan bundamu
Kehangatan saat kau masih dalam rahim bundamu
Membuatmu hanya lelap jika tidurmu dibuaian bunda
De, tidurlah sayang....rasakan dekap hangat bundamu
Dia selalu ada bersamamu
Hatinya hanya untukmu
Cintanya hanya padamu
Hidupnya diabadikann bagimu
Kasihnya tulus bahagiakanmu
Doa doanya mengalir...mengiringi langkahmu
De, itulah arti bunda untukmu
Rasa sakit dan lelah tak dirasa
Demi kau De, permata bunda
Sejatinya pada saatnya engkau akan mengerti
Mengapa kasih bunda tak pernah pupus ditelan jaman
Jakarta, 22 Pebruari 2011
Untuk cucuku Ade Zenza
Rinduku padamu De....
17 Juli 2013
Agen Asuransi
Agen Asuransi
Disatu sisi
Dianggap tidak bergengsi
Tapi punya harga diri
Serta mandiri
Karena dompetnya berisi
Bukan dari hasil korupsi
Agen Asuransi
Sudah jadi tradisi
Tiap pagi telephon relasi
Agar bisa presentasi
Sehingga beli investasi
Dan terkumpulah enisi
Tanggal lima terima komisi
Agen Asuransi
Dipundakmu tugas menanti
Mengedukasi keluarga inti
Bagaimana pentingnya proteksi
dan belajar berinvestasi
Agar hidup terencana
Anak-anak bahagia
Hari tua tak sengsara
Jakarta, 24 September 2011
Disatu sisi
Dianggap tidak bergengsi
Tapi punya harga diri
Serta mandiri
Karena dompetnya berisi
Bukan dari hasil korupsi
Agen Asuransi
Sudah jadi tradisi
Tiap pagi telephon relasi
Agar bisa presentasi
Sehingga beli investasi
Dan terkumpulah enisi
Tanggal lima terima komisi
Agen Asuransi
Dipundakmu tugas menanti
Mengedukasi keluarga inti
Bagaimana pentingnya proteksi
dan belajar berinvestasi
Agar hidup terencana
Anak-anak bahagia
Hari tua tak sengsara
Jakarta, 24 September 2011
Aku Mencintai Kehidupan
Aku mencintai kehidupan
Yang berbinar dalam bening mata penuh harap
Yang merekah dalam canda tawa bahagia
Kehidupan anak-anak yang terlahir dalam kasih dan doa
Tak ada ayah yang tega kehilangan cinta
Tak ada bunda yang siap kehilangan asa
Tak ada keluarga yang sanggup terenggut maut
Namun....
jika semua itu terjadi
Bukankah hidup harus terus berlanjut
Bukankah anak-anak tidak harus kehilangan masa depan
Untuk itu kami ada....
Menyampaikan misi mulia
Kepada Ayah dan Bunda
Membantu menyiapkan pelita
Untuk keluarga tercinta
Agar tatkala gulita
Asa itu tetap menyala
Mengantar buah cinta
Menggapai cita-cita
Jakarta,23 September 2013
Yang berbinar dalam bening mata penuh harap
Yang merekah dalam canda tawa bahagia
Kehidupan anak-anak yang terlahir dalam kasih dan doa
Tak ada ayah yang tega kehilangan cinta
Tak ada bunda yang siap kehilangan asa
Tak ada keluarga yang sanggup terenggut maut
Namun....
jika semua itu terjadi
Bukankah hidup harus terus berlanjut
Bukankah anak-anak tidak harus kehilangan masa depan
Untuk itu kami ada....
Menyampaikan misi mulia
Kepada Ayah dan Bunda
Membantu menyiapkan pelita
Untuk keluarga tercinta
Agar tatkala gulita
Asa itu tetap menyala
Mengantar buah cinta
Menggapai cita-cita
Jakarta,23 September 2013
Renungan Kematian
Setelah napas terakhir putus, mau dikemanakan jasad ini? Mau dikasihkan ke siapa? Adakah yang mau terima, mau beli atau memperebutkannya?
Semasa hidup, Andalah Tuan dan orang yang paling berkuasa di rumah mewah ini, namun kini tak ada yang setuju Anda disimpan walaupun hanya di garasi atau di belakang rumah ini.
Semasa hidup, tiap malam Anda duduk bersantai di ruang tamu sambil minum kopi, baca koran atau menyaksikan acara TV, kini tak ada yang bisa terima, walaupun Anda hanya duduk diam di pojok paling ujung, tanpa kopi, koran atau acara TV di ruang ini.
Semasa hidup, Anda duduk gagah di kursi direktur utama di kantor Anda, namun kini tak ada yang setuju Anda didudukkan di kursi manapun di kantor ini.
Semasa hidup, Anda bisa istirahat nyenyak sesuka Anda di atas ranjang kamar pribadi bersama anak isteri, kini tak ada yang keberatan, jika Anda dibaringkan walaupun hanya di atas lantai kamar ini sekalipun.
Semasa hidup, setiap bepergian Anda dududk dengan bangga di kursi belakang mobil mewah. Kini tak ada yang mengijinkan Anda duduk, sekalipun hanya ditaruh di bagasi di belakang mobil ini.
Walaupun Anda punya banyak rumah, villa, condominium dan apartemen, kini tak ada satupun tempat yang dapat menerima Anda. Seminggu kemudian badan ini akan membusuk. Satu-satunya tempat yang mau menerima "Anda" adalah tanah di bumi ini.
Masih beranikah KITA berkata dengan sombong "Ini milikku, ini wewenangku, ini kekuasaanku, ini punyaku dll." Renungkanlah....Semoga kita selalu bersikap rendah hati tanpa ada kesombongan karena semua hanya milik Allah semata.
Aamiin....
Jakarta, 17 Juli 2013
Semasa hidup, Andalah Tuan dan orang yang paling berkuasa di rumah mewah ini, namun kini tak ada yang setuju Anda disimpan walaupun hanya di garasi atau di belakang rumah ini.
Semasa hidup, tiap malam Anda duduk bersantai di ruang tamu sambil minum kopi, baca koran atau menyaksikan acara TV, kini tak ada yang bisa terima, walaupun Anda hanya duduk diam di pojok paling ujung, tanpa kopi, koran atau acara TV di ruang ini.
Semasa hidup, Anda duduk gagah di kursi direktur utama di kantor Anda, namun kini tak ada yang setuju Anda didudukkan di kursi manapun di kantor ini.
Semasa hidup, Anda bisa istirahat nyenyak sesuka Anda di atas ranjang kamar pribadi bersama anak isteri, kini tak ada yang keberatan, jika Anda dibaringkan walaupun hanya di atas lantai kamar ini sekalipun.
Semasa hidup, setiap bepergian Anda dududk dengan bangga di kursi belakang mobil mewah. Kini tak ada yang mengijinkan Anda duduk, sekalipun hanya ditaruh di bagasi di belakang mobil ini.
Walaupun Anda punya banyak rumah, villa, condominium dan apartemen, kini tak ada satupun tempat yang dapat menerima Anda. Seminggu kemudian badan ini akan membusuk. Satu-satunya tempat yang mau menerima "Anda" adalah tanah di bumi ini.
Masih beranikah KITA berkata dengan sombong "Ini milikku, ini wewenangku, ini kekuasaanku, ini punyaku dll." Renungkanlah....Semoga kita selalu bersikap rendah hati tanpa ada kesombongan karena semua hanya milik Allah semata.
Aamiin....
Jakarta, 17 Juli 2013
Langganan:
Komentar (Atom)