12 Mei 2009

Dialog maya dalam kesunyian

Mengapa kau genggam sepimu sendiri,
bukankah seperti kau minta,
matahari tidak pernah ingkar janji,
memberi terangnya pada siang,
bagikan cahayanya pada insan.
Walau takdir tak pernah mempertemukannya dengan malam,
tapi tetap hangatkan dirimu,
lewat cahayanya yang dititipkan pada bulan.

Perempuan berlari ke sudut kesunyian,

bukan untuk sembunyi,
tapi sekedar untuk menyendiri,
merenungkan apa yang terjadi.
Ditepi jalan bercabang,
perempuan tertegun,
ragu dia melangkah,
melanjutkan perjalanan
atau berhenti sampai disini.

Mengapa ragumu biarkan jalani hidupmu,

biarkan menuntunmu ke arah tanpa tujuan.
Demi waktu yang tersisa, pastikan langkahmu.
Bukankah matahari tidak pernah menyerah,
walau harus bertarung dengan malam,
namun dia tetap kembali
dengan cahayanya di fajar pagi.

(jakarta, mei 2009....tulisan ini terinspirasi dari kelana)