04 Desember 2009

Cinta yang perih

Kepasrahan adalah kata dibalik keputusaasaan
Ketika aku tak lagi mampu sembunyi dikesunyian
Ditepian malam kusampaikan lirih harapku
Do’a terucap dalam hening yang bergeming

Kerinduan.... terasa mengoyak jiwa
Yang terlunta dalam pengembaraan tanpa ujung
Cinta menggerus asa yang tersisa
Air mata berurai diantara bibir...bergetar

Rabb.....
Kepedihan ini kuserahkan pada-Mu
Hamparan sajadah tempat ku berlabuh
Bersujud memohon kemurahan-Mu
Keperihan hidup aku kembalikan kepada-Mu

(Jakarta, 4 Desember....dalam sepi malam kubangun harapku)

Pernikahan

Dua hati
Berbingkai janji suci
Dihadapan Ilahi
Disaksikan orang terkasih
Diiringi do’a restu tetua serta tetamu

Tidak cukup hanya cinta
Harus ada setia
Harus saling percaya
Jangan pernah hianati kesetiaan
Jangan pernah hancurkan kepercayaan

Tidak selamanya manis
Kadang pahit menghampiri
Tidak selamanya senang
Kadang gejolak menghadang
Namun tetaplah tenang

Ikutlah irama nurani
Dengarkan suara hati
Ikhlaskan niat melebur cita
Hidup bersama orang tercinta
Dalam payung ridho Allah SWT

(Jakarta, 3 Desember 2009...menghantar pernikahan anak-anak kami: Ajeng Rahma dan Dery Partoni)

Lamaran

Balutan gelisah hilang dari mata nan indah
Pancaran bahagia tergambar dibibir manismu
Cincin permata perlambang kasih
Tersemat anggun dijari manismu

Setengah perjalanan telah kau tempuh
Pilihan hati telah kau raih
Suka cita bertabur do’a dan asa
Gadisku, kini hidupmu tak lagi sepi

Sebaris janji yang terucap
Adalah kata yang bermakna harap
Kutunggu saatnya tiba, jejakaku
Pelaminanmu menanti dalam harumnya melati

(Garut, 29 Nopember 2009...ungkapan bahagia untuk anak-anak kami Ajeng Rahma dan Dery Partoni)