21 Agustus 2008

Ditengok sahabat

sungguh aku terharu
dalam kesendirian
aku ditengok sabahat

20 Agustus 2008

Duka

langit duka tergambar dimatamu kekasih
mengapa tidak kau tunjukan rasa cintamu
ketika aku masih ada
mengapa kau biarkan aku sendiri
mengapa kau tidak datang menghibur

air mata menjadi sia-sia
sudah terlambat kedatanganmu
siangmu telah kembali keharibaan malam
sepiku tidak lagi terhibur lagumu

tidakkah engkau tahu kekasih
dalam diam, dalam sepi , aku menanti
sejumput kata cinta
sepatah sapa
namun, penantian itu berlalu bersama waktu

ah kekasih
duka memang milikku


.......

Secangkir kopi untukmu

selamat pagi
ada secangkir kopi untukmu
tidak manis tidak pula pahit
seperti hidup yang kujalani

hanya secangkir kopi
seperti tak berarti
tetapi
dalam secangkir kopi
ada cintaku untukmu


......

14 Agustus 2008

Belajar dari Sakit 1

Rasa sakit, mengajariku untuk bersabar. Bersabar, karena untuk mengetahui apa yang menjadi sumber sakit memerlukan waktu yang lama, biaya yang besar, dan tenaga yang tidak sedikit. Bersabar, karena untuk mengurangi rasa sakit itu, aku harus mau menjalani berbagai terapi dan menghadapi kemungkinan resiko akibat terapi yang tidak benar. Bersabar karena untuk mau sembuh harus mau meminum berbagai macam obat dan ramuan, yang belum tentu semua menyembuhkan.

Rasa sakit, mengajariku untuk tidak mengeluh. Tidak mengeluh karena mengeluh tidak menyelesaikan masalah, tidak memperbaiki keadaan, tidak membuat nyeri berkurang, apalagi menjadikan sembuh, bahkan mengeluh hanya merusak suasana hati, mematahkan semangat dan memperburuk keadaan.

Rasa sakit, mengajariku untuk berfikir mencari jalan terbaik. Mencari jalan terbaik untuk solusi pengobatan, solusi dalam mencari biaya, solusi untuk terapi, solusi dalam mengatur waktu, solusi dalam mengatur pola makan, pola tidur, pola kerja, pola istirahat.


Rasa sakit, mengajariku untuk berterus terang kepada Tuhan. Tidak usah malu mengatakan kepada Tuhan dalam sholat dan do'a ku, ya Allah hamba-Mu ini sudah tidak sanggup lagi jikalau Engkau terus menerus memberikan rasa sakit ini. Hamba-Mu ini tidak sanggup kalau jalan untuk sembuh harus menjalani operasi. Aku tidak siap secara fisik, waktu, tenaga, dan biaya.

Rasa sakit, mengajariku untuk berterimakasih. Berterimakasih kepada semua orang yang telah memberikan perhatian kepadaku. Berterimakasih kepada setiap sahabat yang mendo'akan dan mensupportku. Berterimakasih kepada dokter dan suster yang merawatku. Berterimakasih kepada sanak kerabat yang mengharapkan kesembuhanku.

Rasa sakit, mengajariku untuk menulis. Belajar menuliskan isi hati, menuangkan rasa gundah dan gelisah, mencurahkan kesedihan dan keperihan dalam untaian kata. Menyusun kalimat-kalimat sederhana yang mewakili suasana bathin. Merangkai kata-kata yang menggambarkan nuansa jiwa, mengisi kekosongan hari-hari yang berlalu dengan membuat cerita dan kisah anak manusia.

Rasa sakit, mengajariku bersyukur. Bersyukur kepada Allah SWT, karena aku masih diberikan rasa sakit untuk mengingat kebesaran-NYA. Bersyukur kepada Allah SWT, karena aku telah diberikan nikmat sehat sebelum sakit. Bersyukur kepada Allah SWT, karena aku telah diberikan kekuatan untuk menjalani semua ini.

Rasa sakit, mengajariku merindukan. Merindukan kehadiran ibuku, merindukan kehadiran anakku, merindukan kehadiran suamiku, merindukan kehadiran sahabatku, merindukan kehadiran temanku.

Rasa sakit, mengajariku aku.......


......

12 Agustus 2008

Cantik

cantik rupamu
cantik perangaimu
cantik jiwamu
cantik ahlakmu
cantik budimu
cantik hatimu
cantik itulah namamu

11 Agustus 2008

Mengapa evey

Evey, ya mengapa harus evey? Bukan sebuah kebetulan ketika aku memutuskan nama penaku evey. Ini adalah bagian dari buah pencarian, dan aku mendapatkan nama itu ketika menonton sebuah film dengan tokoh evey didalamnya. Seorang perempuan yang telah mampu melawan rasa takut dalam hidupnya.

Apalah artinya sebuah nama? mungkin begitu pendapat sebagian orang, tapi evey adalah aku, evey adalah tokoh yang mampu hidup tidak dengan rasa takut, dan ada kemiripan dengan nama pemberian orang tuaku. Aku merasa dengan menggunakan nama pena evey ada energi didalamnya yang membuat aku bisa menjalani kehidupan tanpa rasa takut.

Violet, ya mengapa harus violet? Tidak ada alasan yang begitu kuat untuk violet. Aku hanya menyukai warna violet, itu saja.

Evey Violet, itulah sebuah nama pena yang kupilih untuk menulis di blog ini.

Kesunyian

malam
menebar aroma kesunyian
dalam diam
berselimut kegelisahan
sembunyikan kegalauan
adalah milikmu
adalah desahmu ditengah kegaduhan duka
aku tebarkan harum kehangatan
tidakkah engkau rasakan
hanya hati yang tahu
kesunyian
adalah keabadian

10 Agustus 2008

Dimana

ketika aku melangkah
sesuatu menarikku untuk datang pada-Mu
namun
selalu ada yang merenggutku
menjauh dari-Mu
dimana Engkau
dalam pencarian
dalam kegelisahan
dalam kegundahan
dimana Engkau